EKSPETASI Vs REALITA
Ini next Chapter nya👇 lanjutan dari chapter 1. Walaupun jelek gak papa namanya juga belajar yang penting sudah mencoba. Yang suka cerita ini baca, yang gak suka tetep harus baca biar suka👍. Selamat membaca👏
"Ekspetasi Vs Realita"
Chapter 2 : Berkenalan
Para siswa baru di bimbing oleh kakak kelas, mereka diajak melihat-lihat seisi gedung sekolah seperti tour mulai dari ruangan Lab IPA, dan kebetulan ada kelas yang melakukan praktek, kakak kelas yang membimbing pun menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Di meja lain Aku melihat perempuan yang tak sengaja ku tabrak tadi. Ternyata, dugaanku benar dia itu centil sekali sampai-sampai laki-laki yang di sampingnya terlihat kesal dibuatnya.
Akhirnya kami diberi waktu istirahat, walaupun hanya melihat-lihat tapi rasanya lelah sekali. Aku pun pergi ke kantin untuk mengisi perut yang kosong.
"Rasanya mau mati saja karena tidak makan dari pagi"
Aku pun memesan makanan dan duduk di bangku. Ku lihat semua siswa baru sedang berbincang-bincang. Tapi aku malah sendirian, Rara tidak ke kantin katanya mau mencari buku di perpus dia rajin sekali tidak sepertiku, waktu SMP saja bukan aku yang mencari buku tapi buku yang mencariku untuk mengerjakan tugas yang menumpuk setinggi langit. Memikirkannya saja sudah buatku malas, tapi aku harus paksa demi menggapai cita-citaku yang tidak bisa dicapai dengan mudah. Kalau saja aku mempunyai IQ yang diatas rata-rata pasti bisa menyelesaikan sekolah lebih cepat dan bisa langsung menjadi dokter malahan dokter profesor dengan cepat tanpa harus mengkhawatirkan masa depan yang buruk, tapi apa daya Aku tak sepintar itu. Tiba-tiba saja ada para perempuan yang membuyarkan lamunanku dan duduk di meja yang Aku tempati, mereka adalah teman-teman sekelasku.
"Weyyy...Sendirian aja"
"Eh... Iya nih, bosen cuman sendiri malah ngelamun"
"Emang temen sebangku kamu ke mana?"
"Maksud kamu Rara?"
"Iyah... Emang siapa lagi?"
"Oh dia lagi di perpus cari buku"
"Oh iya, kita belum kenalan loh, namaku wizy"
"Namaku Nisa"
Satu persatu kami berkenalan, kukira Aku akan mendapatkan teman sekelas yang galak ternyata mereka semua baik-baik. Hal ini membuatku merasa senang, memang Aku tidak boleh berburuk sangka dulu terhadap sesuatu yang belum Aku ketahui kebenarannya. Tiba-tiba sarah mengusulkan sebuah ide dan berbincang dengan feni.
"Eh...nanti sepulang sekolah kita adain acara yuk"
"Acara apa?"
"Ya acara kumpul-kumpul jadi kita bisa lebih ada kebersamaan juga jadi lebih kenal lagi"
"Tempatnya di mana?"
"Bagaimana kalau di cafe dekat rumahku?"
"Boleh"
"Bagaimana menurut kalian?"
"Boleh" (jawab kami serempak)
"Oh iya Nisa, nanti beritahu Rara ya"
"Ya pasti ku beritahu"
Pulang sekolah kami pun langsung pergi ke cafe dekat rumah sarah. Aku pun terkagum-kagum melihat cafe itu.
"Wahh...tempatnya bagus sekali"
"Iya, ada banyak bunga lagi"
Kami pun berbincang-bincang sampai lupa waktu kalau hari sudah sore terlebih lagi, kami belum beritahu orang tua kami pasti mereka khawatir anak mereka belum pulang juga.
"Duh udah sore nih..kita pulang yuk"
"Oh iya nih nanti orang tua kita khawatir"
Setelah selesai aku langsung pulang ke rumah menggunakan bus. Jarak dari cafe yang sangat jauh membuatku terasa pegal sekali. Sampai di rumah ku menyalami orang tuaku yang terlihat cemas karena baru pulang.
"Kenapa pulangnya sore sekali?"
"Iya bu Aku lupa menelpon Ibu tadi, Aku habis kumpul-kumpul dengan teman-teman baruku"
"Kau membuat Ibu khawatir saja, nanti kalau mau apa-apa dulu beritahu Ibu supaya Ibu tidak cemas"
"Baik bu"
Ku pergi ke kamarku dan langsung ku baringkan tubuhku yang terasa lemas tidak ada lagi tenaga untuk melakukan hal lain. Ku pulihkan dulu tenagaku dengan tidur di atas ranjangku yang sangat nyaman. Tiba-tiba ada aroma harum yang mampu membangunkan tidurku. Aku pun mencari-cari darimana aroma itu berasal, ternyata Ibu sedang menyiapkan makan malam dan Ayah sedang duduk menunggu Ibu selesai.
"Kenapa Ibu tidak menyuruhku membantu Ibu?"
"Tadi Ibu pergi ke kamarmu kau sedang tertidur pulas, Ibu jadi tidak tega membangunkanmu"
"Harusnya Ibu bangunkan saja Aku"
"Sudah-sudah ayo makan"
Kami pun makan tanpa ada yang memulai pembicaraan. Rasanya hening sekali tanpa ada pembicaraan. Tiba-tiba Ayah membuka pembicaraan.
"Bagaimana sekolahmu tadi?"
"Rasanya menyenangkan, aku mendapat teman-teman baru yang sangat baik"
Aku mulai menceritakan pengalamanku tadi di sekolah Ibu dan Ayahku mendengar ceritaku dengan sabar hingga mereka terlihat sangat mengantuk seperti Aku sedang menceritakan dongeng pengantar tidur saja. Aku pun menyudahi ceritaku dan mengajak mereka untuk tidur. Agar besok Aku bisa bangun lebih pagi agar tidak kesiangan.
Next Chapter akan terus di update jadi jangan lupa untuk terus mengunjungi blog ini.
Seperti biasanya untuk perbaikan cerita selanjutnya saya minta pendapat kalian tentang cerita ini dengan menulis komentar di bawah.
Sampai jumpa lagi🙋🙋👐
Komentar
Posting Komentar