Chapter 4 Ekspetasi Vs Realita
Next chapter nya sudah dibuat lagi, Sengaja setiap cerita gak dibuat terlalu panjang agar tidak cepat bosan, yang belum baca chapter sebelumnya silakan baca dulu.
#Ini dia saya persembahkan sebuah cerita yang bertajuk Ekspetasi Vs Realita👍👏👏(silakan tepuk tangan dulu)
"Ekspetasi Vs Realita"
Chapter 4 : Siswa Idola
"Menyebalkan sekali menjadi siswa baru sudah mendapat hukuman seperti ini. Jika Ibu tahu kalau Aku dihukum pasti diomeli sampai telingaku rusak, nambah lagi deh hukumanku. Sebaiknya Aku tidak memberitahu Ibu"(sambil membayangkan diomeli Ibu)
Ketika ku sibuk menggerutu, ada seorang laki-laki yang menghampiriku yang sepertinya dia kakak kelas ku.
" Hai...sepertinya kau mendapat hukuman dari Pak Rudi ya?
"Kenapa dia bisa tahu? Apa dia seorang peramal?" ( bicaraku dalam hati?)
Agar Aku tidak memikirkan yang tidak-tidak, Aku pun bertanya padanya.
"Kenapa kau bisa tahu?"
"Ya...karena biasanya para siswa yang di hukum seperti ini pasti di hukum oleh Pak Rudi. Hal ini sudah biasa disini"
"Ah.. Ternyata seperti itu. Ngomong-ngomong kenapa kakak ada di sini? Bukannya ini masih jam pelajaran?"
"Hari ini Aku bosan sekali berada di kelas, jadi Aku membolos"
"Apa??! Ka...ka...kakak membolos?" (dengan ekspresi kaget)
"Tidak usah kaget begitu. Hal ini sudah biasa, Aku pergi dulu ya.."
"Bi...bi...biasa katanya? Apa siswa laki-laki di sini memang seperti itu? Bukannya sekolah ini terkenal karena siswanya baik-baik? Lalu itu apa?"(penuh tanda tanya)
Akhirnya bel istirahat berbunyi kakiku memang sudah tidak kuat menahan pegal rasanya lega sekali sudah bebas dari hukuman aneh hanya karena melamun. Pak Rudi pun keluar dengan wajahnya yang terlihat tampan tapi jutek, langkah kakinya berjalan ke arahku.
"Lain kali jangan diulangi lagi, jika diulangi lagi bapak tidak akan segan-segan memberikan hukuman" (dengan nada memperingatkan)
"Baik pa" (jawabku)
Pak Rudi mulai berjalan meninggalkanku. Aku masuk ke kelas dulu untuk mengistirahatkan kakiku. Lalu Rara dan wizy mengajakku pergi ke kantin untuk mengisi perut, aku pun menerima ajakan mereka. Ketika kami sudah selesai mengambil makanan, kami memilih tempat duduk. Kami makan sambil asyik mengobrol.
"Oh ya nis...tadi kamu ngelamunin apa sih? Sampai-sampai kamu kena hukuman"(tanya Rara padaku)
" eh enggak ngelamunin apa-apa kok"(jawabku malu)
"Yang bener? Jangan-jangan kamu ngelamun karena ketampanan Pak Rudi"(wizy ikut-ikutan kepo)
"Dasar kalian ini. Sudah Aku tidak mau membahasnya!"
"Yeyy ngambek nih ceritanya?"(wizy malah terus memperolok)
Lalu tiba-tiba saja ada yang berbicara kepada kami, dia adalah kakak kelas yang bicara denganku ketika Aku dihukum tadi.
" Hai...boleh Aku duduk disini?soalnya tempat duduk lain sudah penuh"
"Waah...apa kau bicara pada kami?" (tanya wizy)
"Memangnya di meja ini ada hantu, tentu saja Aku bicara pada kalian"
"Ah tentu saja kau boleh duduk di sini"
Ketika mata kami bertemu, kami hanya tersenyum biasa.
Dia duduk di samping Wizy,Aku merasakan siswa lain di sekeliling kami sedang mengamati kami dengan mata tajam sambil bergosip, Aku merasa menjadi pusat perhatian mereka.
"Rara kenapa mereka semua melihat pada kita? Rasanya tidak nyaman sekali" (bisikku)
"Apa kau tidak tahu?"
"Tidak tahu apa?
Kami malah sibuk berbisik sedangkan wizy sibuk kepoin dia. Agar bisikan kami tidak terdengar, kami pergi ke kelas.
" Wizy kita mau ke kelas dulu ya.."(Rara memberitahu)
Ketika kami sampai di kelas Rara melanjutkan ceritanya.
"Dia itu Henri ketua OSIS kita"(lanjut Rara)
" memangnya ada apa dengan ketua OSIS?"
"Ya ampun Nis...disini itu kalau jadi ketua OSIS bukan yang sembarangan asal jadi ketua, dia memang bukan orang sembarangan"
"Bukan orang sembarangan bagaimana?tadi saja dia membolos saat Aku dihukum diluar"
"Walaupun dia sering bolos masuk kelas tapi dia adalah orang yang ajaib dia menjadi siswa paling pintar di sekolah ini, IQ nya sangat tinggi melebihi rata-rata selain itu dia sangat tampan. Kemarin saja dia menang lomba Matematika Internasional, bahkan dalam bidang olahraga pun dia sangat bagus, jadi para siswi di sini suka dengan dia sampai banyak yang berlomba-lomba mengutarakan cintanya namun sering ditolak, namun tetap dia dijadikan siswa Idola di sini udah baik, tampan, pinter lagi"
"Waah... pasti menyenangkan menjadi rebutan orang. Aku mah boro-boro jadi rebutan orang jadi rebutan kucing pun, kucingnya gak mau"
"Emangnya kamu mau jadi rebutan makanan kucing? Kamu ini Aku jelasin panjang lebar kamu cuma mikirin jadi rebutan orang, harusnya kamu mikirin jadi siswa teladan"
"Hehehe...."(tertawa malu)
" Dia memang menjadi orang yang paling di dambakan oleh para siswi di sini, namun Aku tidak mengerti kenapa semua perempuan yang mengutarakan cinta kepadanya ditolak, Devi aja jadi rebutan lelaki disini ditolak juga sama dia, apa dia tidak ada rasa suka pada perempuan?"
"Haaisssh....tidak mungkin"
Ketika dalam perjalanan pulang pun kami masih mengurusi hal itu, lalu ada wizy menghampiri kami.
"Kalian sedang bicarain apa sih? Kayaknya seru banget"
"Oh...kami sedang membicarakan Henri" (jawabku)
"Bicarain henri?tentang apa?"
"Tentang dia suka menolak cinta perempuan-perempuan yang mengutarakan cinta kepadanya, apa kau tahu penyebabnya?"
"Tadi saat Aku kepoin dia, Aku juga tanya itu, katanya dia gak mau buang-buang waktu hanya untuk pacaran karena nanti akhirnya putus juga, begitu katanya"
"Bener juga sih..kebanyakan orang yang pacaran akhirnya putus juga, mending mikirin sekolah dulu lalu ngerencanain masa depan"
"Hmm...dia memang cool banget, memang pantas jadi siswa Idola"
Kami pun menyudahi percakapan kami karena jalur pulang kami yang berbeda. Aku pun cepat-cepat pergi ke halte bis sebelum ketinggalan.
Walaupun cerita ini dibuat gak terlalu panjang tapi saya buat ini selama 2 hari. Karena cerita ini dibuat hanya pada waktu senggang jadi mungkin akan sedikit lama untuk post chapter berikutnya.
Terima kasih pada pembaca yang sudah mau berkunjung😊
Komentar
Posting Komentar