Chapter 3 : Ekspetasi Vs Realita

Horeeee...masih diberi kesempatan untuk melanjutkan next story. Silahkan lanjut baca ke chapter 3

#happy readingπŸ‘πŸ‘
     
         "Ekspetasi Vs Realita"

Chapter 3 : Bertemu Guru Galak

Hari ini aku bisa masuk kelas tanpa telat, ketika Aku duduk tiba-tiba wizy berjalan ke depan ruangan kelas.

"Teman-teman tolong minta perhatiannya sebentar, berhubung kita akan segera memulai proses belajar, bagaimana kalau kita segera memilih ketua kelas?"

Doni pun menjawab pertanyaan wizy.

"Setuju, apalagi kalau kevin jadi ketuanya Aku sangat setuju"

"Tunggu dulu kita harus memilih dulu calonnya nanti siapa yang mendapat suara terbanyak dia berhak  menjadi ketua kelas kita"

"Walaupun lewat suara terbanyak pun kevin pasti yang terpilih karena dia memang pantas berada di posisi itu"

"Mentang-mentang kamu pengawal pribadinya kamu jadi pilih dia. Dia kan bandel bagaimana mau memingpin kita? Malah kita kebawa bandel lagi sama dia, sekarang aja dia lagi di kantin ngisi perut yang gak kenyang-kenyang tuh."

Semua orang pun tertawa mendengar perkataan wizy. Namun Doni tidak terima bos sumber traktirannya diejek.

"Apa kamu bilang? Awas saja kamu biarpun kamu cewek gak akan kuberi ampun"

"Aduh takut sama geng Raksasa" (dengan suara meledek)

"Awas kamu yah" (sambil menggebrag meja)

Tiba-tiba datang pak Guru berbadan tinggi, muda, tampan lagi, namun ketika dia bicara nada suaranya terdengar marah.

"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?"

"Tidak ada apa-apa pak. Kami sedang meributkan masalah ketua kelas saja"(jawab wizy)

"Masalah ketua kelas biar bapak saja yang mengurus, Nama bapak adalah Pak Rudi kebetulan bapak adalah wali kelas sekaligus Guru IPS kalian"

Aku berbicara pelan kepada Rara mengenai wali kelas baru kami agar tidak terdengar orang lain.

"Wah hebat sekali kita dapat wali kelas yang tampan dan masih muda lagi, namun sayang dia mengajar IPS pelajaran yang selalu membuatku bosan"

"Ku dengar walaupun guru baru dia adalah Guru yang paling di takuti oleh para siswa disini" (bisik Rara)

"Benarkah? Mana mungkin dia kan tampan, emangnya dia jelmaan setan apah? Yang ada dia tuh jelmaan pangeran kerajaan seperti di film-film"

"Tidak tahu juga sih, yang kudengar memang seperti itu."

Pak Guru pun langsung memilih ketua kelas kami dan menunjuk ke arah Rendy yang duduk di pojok kiri.

"Kamu yang disana" (sambil menunjuk)

"Sa..sa..saya pak?"

"Iya kamu bapak tunjuk sebagai ketua kelas"

"Ta..ta..pi pak saya ti..ti..tidak sanggup"

"Sekali bapak tunjuk kamu tetap kamu, bapak tidak terima kata tapi-tapi"

Banyak siswa tidak setuju atas keputusan pak Rudi menunjuk Rendy sebagai ketua kelas karena Rendy seorang pemalu.  Doni pun memprotes pada pak Rudi.

"Saya tidak setuju pak, Rendy kan pemalu, bagaimana mau menjadi ketua kelas? dari bicaranya saja sudah gagap gitu."

"Diam kamu, yang penting bapak sudah tunjuk ketua kelas baru kalian, jadi jangan banyak protes. Mana teman sebangku mu?"

"Ada di kantin pak, biar saya panggil"

"Tidak usah, bila memang dia sudah tidak mau belajar buat apa dipanggil biarkan saja, tapi nanti sepulang sekolah suruh datang ke ruangan bapak. Ayo pelajaran akan bapak mulai"

Pak Rudi pun memulai pelajaran, pelajarannya membuatku merasa bosan Aku malah memandangi wajah pak Rudi, karena terkesima oleh ketampanannya Aku malah melamun dan membayangkan bila pak Rudi menjadi guru privat ku di rumah dan Aku dapat melihat ketampanan wajahnya dari dekat. Dia hanya baik padaku dan suka membantuku mengerjakan tugas pelajaran lain. Setelah selesai, kami akan minum kopi di cafe sambil makan-makan. Tanpa sadar Aku malah tersenyum-senyum sendiri membayangkan itu. Tiba-tiba sebuah spidol mendarat sempurna di dahiku.

#PLLLETAAAK@$#*"*"*

"AWWW...." (sambil mengusap-usap dahi)

"Kenapa kamu malah melamun? bila tidak mau mengikuti pelajaran bapak keluar sana...! Kamu berdiri di luar depan kelas sambil kedua tanganmu memegang telinga sampai pelajaran bapak selesai..!"

"Baik, pa" (jawabku lemas)

Aku pun berjalan ke depan luar kelas diiringi tawa teman-teman, ternyata pemikiranku tentang pak Rudi sangat jauh berbeda dengan aslinya. Ternyata benar apa yang dikatakan Rara mengenai pak Rudi. Aku pun menyesal karena telah sibuk membayangkan dirinya yang malah membuatku terkena hukuman.

Cerita selanjutnya akan di post pada chapter berikutnya. Untuk mengetahui perkembangan cerita selanjutnya, selalu kunjungi blog ini.

Obat leho make insana
Meulina di neng Yuliana
Hapunten kana kalepatanana
Hatur nuhun kana perhatosanana
πŸ‘πŸ‘‹

Seperti biasa komen...πŸ‘‡πŸ‘‡

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Si Dirun bahasa sunda karya Samsoedi

Resensi buku kesehatan "Makanan yang Sehat"

Unsur intrinsik cerpen " Misteri Dua Karcis Pertunjukkan Musik"